29 Mac 2006

:: Sebuah Kisah Tentang Bahagia Abadi::



Kita sering kali berpikir dan bertanya-tanya dalam hati.Apakah sebenarnya kebahagiaan itu? Dulu aku berpikir bahwa kebahagiaan itu akan di dapatkan bila segala yang kita inginkan terpenuhi. Tapi hati nurani aku tidak dapat memungkiri suatu hal, bahwa tidak semua yang kita inginkan dalam hidup ini akan terwujud.Salah satunya di karenakan sifat alamiah manusia yang tidak pernah puas.Tercapainya suatu keinginan adalah awal hadirnya keinginan yang lain.

Lantas itu aku pun kembali bertanya-tanya, apakah hakikat dan wujud konkrit dari kebahagiaan itu? Dan aku pun kembali menemukan suatu kesimpulan sementara.Bahwa kebahagiaan akan kita dapatkan apabila kita dapat hidup dengan tenang dan damai di muka bumi ini.Tetapi kembali, hati kecil ini membantahnya, hidup tenang tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Kita bisa saja berpura-pura menjalani hidup dengan tenang dan menyimpan rapat-rapat semua masalah dan beban yang ada. Tapi tetap saja tidak melulu ada kebahagiaan di dalamnya.

Dan sampai detik inipun ada ketika kita masih keliru akan arti sebuah kebahagiaan.Yang aku hanya tahu bahwa aku akan bahagia apabila melihat orang lain bahagia. Khususnya kebahagiaan dua orang yang paling berarti di muka bumi ini, nyokap dan bokap.Aku tidak akan pernah bahagia hidup di dunia ini, meskipun di karuniakan harta dan keluarga yang bahagia tapi ternyata aku tidak mampu untuk membahagiakan kedua orang ini.Kebahagiaan merekalah yang sesungguhnya adalah kebahagiaan yang abadi. Dan maafkanlah aku yang sampai detik ini pun belum mampu memberikan kebahagiaan kepada kalian berdua.Dua manusia yang menyebabkan aku terlahir ke dunia ini.Walaupun terkadang aku tidak mengerti akan kalian atau sebaliknya kalian yang tidak mengerti akan keinginan-keinginan aku.Tapi jauh di lubuk hati aku yang paling dalam, akulah manusia yang paling mencintai kalian berdua.Cinta yang Insya Allah kekal sepanjang masa.


Telah aku lontarkan jauh-jauh satu kisah pedih yang pernah ada dalam hati hingga aku merasa kekosongannya hingga kini.... satu waktu dulu...ia pernah bergelar kebahagiaan...kemudian ia bisa bertukar menjadi kepedihan....dan terus kepedihan itu merentap-rentap hingga ada ketika menyesakkan nafas.

Aku pernah membataskan diri aku pada suatu hal yang pernah aku langgari satu waktu dulu....dan kini batasan itu masih tetap kukuh...ada waktu aku takut sendiri mengenangkan tembok yang terbina itu kian hari kian kukuh duduknya.Ia terbina diluar tahap sedar aku.Namun bisakah suatu hari nanti ia roboh...atau bisakah siapa-siapa merobohnya...?! aku takut keterbinaan itu menjarakkan aku terus-terusan dari lingkungan.

Sememangnya dalam kehidupan ini terlalu punya banyak kepentingannya.Kepentingan terhadap kehidupan peribadi.....kepentingan terhadap hidup lingkungan terdekat dan juga kepentingan-kepentingan lain.Sebetulnya aku masih coba untuk membahagiakan lingkungan terdekat dengan kudrat yang terlalu sedikit ini.Entahlah...semakin meninggi tembok kukuh itu....semakin sedikit rasanya kudrat bahagia yang aku punya.Apa entah aku mengikis atau ia yang terhakis.

Cuma yang nyata tiap hari aku menjalani penghidupan ini seperti biasa...aku masih bisa tersenyum bila senang....aku masih bisa bersedih tatkala malam datang menjelang.Masih juga bisa menitis air mata dalam hati.Cuma kehairanan aku hanyalah pada hati ini yang aku rasakan tidak semakin menguat...tapi semakin terbius dengan kekentalan.....atau apa itu bisa dipanggil penguatan....?! kekuatan itu bisa terkumpul dan bercambah dalam diri tatkala berjalan dengan mata hati....dengan tanpa membuka mata nyata....kerana tatkala mata nyata dibuka....kesedaran yang bercambah itu bisa menghilang kerana lingkungan sendiri tidak pernah coba membina satu yang dinamakan kekuatan.Payahlah kalau hanya aku sendiri yang sentiasa mencoba tanpa ada kesedaran dari pihak lain....-

Tipulah andai aku mengatakan tidak merasai apa-apa pada kebahagian dalam lingkungan jauh....jauh kerana ia bukan melingkungi aku...tapi terlingkung disatu kawasan yang tidak bisa aku gapai.....ahh...hidup ini pun bukan semuanya milik kita.

Tapi aku tak pernah kesal.Sedih tue iya. Mungkin dia tidak sedar apa yang aku tangiskan hari itu sudah lama aku tangiskan....dah lama...terlalu.....- tapi ketahuankah aku....itu cuma yang terzahir pada dia hari itu....bagaimana juga kalau ia pun tersimpan seperti aku.....-
Dunia....semakin pelik aku merasakan semua ini..~

Katanya Tuhan itu maha mendengar....dan dengarkah Tuhan akan rintihan anak kecil yang satu waktu dulu merasakan dirinya hilang dalam lingkungannya?!Aku tak bisa merubah apa-apa...aku sekedar bisa menciptakan sesuatu yang termampu oleh aku meskipun penciptaan itu ada ketikanya hanya sekedar serpihan kecil yang seringkali berkecai tatkala kehilangan cengkamannya.

Mungkin inilah perasaannya yang dirasa bagi insan-insan yang mengalami kehilangan sesuatu dalam diri.....- sesuatu yang tak bisa diungkapkan....tapi bisa terlihat dari zahir.....walaupun ada waktunya kepalsuan merajai diri~

Kau tidak merasai apa yang aku rasakan....kau tidak akan dapat mengerti....jauh sekali untuk memahami....aku sudah terlalu letih sebenarnya....-

~Nana~
Posted by Picasa

Tiada ulasan: